Dampak dari penyakit gagal jantung ini secara cepat berpengaruh terhadap kekurangan penyediaan darah, sehingga menyebabkan kematian sel akibat kekurangan oksigen yang dibawa dalam darah itu sendiri.
Kurangnya suplay oksigen ke otak (Cerebral Hypoxia), menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba yang bisa berakibat pada keadaan terburuk yaitu kematian.
Patofisiologi dari gagal jantung kongestif CHF ini bahwa setiap hambatan pada aliran ( forward flow ) dalam sirkulasi akan menimbulkan bendungan pada arah berlawanan dengan aliran ( backward congestion ). Hambatan pengaliran ( forward failure ) akan menimbulkan adanya gejala backward failure dalam sirkulasi aliran darah. Mekanisme kompensasi jantung pada kegagalan jantung adalah upaya untuk mempertahankan peredaran darah dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh.
Mekanisme kompensasi yang terjadi pada gagal jantung adalah berupa dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel, kenaikan rangsang simpatis berupa takikardi dan vasokontriksi perifer, peninggian kadar katekolamin plasma, retensi garam dan cairan badan dan peningkatan ekstraksi oksigen oleh jaringan.
Bila jantung bagian kanan dan bagian kiri bersama-sama dalam keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan adanya bendungan, maka akan tampak tanda dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan ini disebut Gagal Jantung Kongestif / CHF.
Gagal jantung kongestif (CHF) dibagi menjadi 4 klasifikasi menurut NYHA yaitu :
- NYHA I : Bila pasien dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan.
- NYHA II : Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat atau aktifitas sehari-hari.
- NYHA II : Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan.
- NYHA IV : Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun dan harus tirah baring.
Gagal jantung dapat disebabkan karena keadaan berikut :
- Disfungsi miocard (kegagalan miocardial).
- Beban tekanan berlebihan – pembebanan sistolik (sistolik overload).
- Beban volume berlebihan – pembebanan distolik (distolik overload).
- Peningkatan kebutuhan metabolik – peningkatan kebutuhan yang berlebihan (demand overload).
- Gangguan pengisian (hambatan input)
Faktor pencetus dari penyakit gagal jantung kongestif berupa hal sebagai berikut :
- Infark Miocard. Infark miocard ini disebabkan oleh karena penyakit arteri koroner yang berefek kepada miokardium (kardiomiopati)karena terganggunya aliran darah keotot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis akibat penumpukan asam laktat. Infark miokard biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Penyebab paling sering adalah kardiomiopati alkoholik, miokarditis viral (termasuk infeksi HIV) dan kardiomiopati dilatasi tanpa penyebab pasti (kardiomiopati idiopatik).
- Hipertensi. Hipertensi Sistemik / pulmonal (peningkatan afterload), meningkatka beban kerja jantung mengakibatkan hipertropi serabut otot jantung. Efek tersebut (hipertropi miokard) dianggap sebagai kompensasi karena meningkatkan kontraktilitas jantung, karena alasan yg tidak jelas hipertropi otot jantung dapat berfungsi secara normal, akhirnya terjadi gagal jantung.
- Infeksi.Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
- Stress emosional.
- Aritmia.
- Emboli paru.
- Kehamilan / persalinan.
Dalam penyakit gagal jantung kita mengenal akan gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri.Berikut mekanisme dari gagal jantung tersebut :
- Gagal Jantung Kiri. Dalam hal ini ventrikel kiri tidak mampu memompa darah dari paru sehingga terjadi peningkatan tekanan sirkulasi paru mengakibatkan cairan terdorong kejaringan paru. Tanda-tanda bila mengalami gagal jantung kiri yaitu : (dispnoe,batuk,mudah lelah,takikardia,bunyi jantung S3,cemas,gelisah). Dispnoe karena karena adanya penimbunan cairan dalam alveoli, ini biasa terjadi saat istirahat / aktivitas. Orthopnoe ialah kesulitan bernafas saat berbaring, biasanya yg terjadi malam hari (paroximal nocturnal dispnoe/PND). Batuk : kering / produktif, yang sering adalah batuk basah disertai bercak darah.Mudah lelah hal ini diakibatkan curah jantung berkurang dan menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga meningkatnya energi yg digunakan. Gelisah dan cemas akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan/kesulitan bernafas.
- Gagal Jantung Kanan. Hal ini karena sisi jantung kanan tidak mampu mengosongkan volume darah dengan dengan adekuat sehingga dapat mengakomodasi darah secara normal kembali dari sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang nampak adalah : edema ekstremitas (pitting edema :oedem dg penekanan ujung jari ), penambahan BB, hepatomegali, distensi vena leher, asites (penimbunan cairan dalam rongga peritoneum), anoreksia, mual, muntah, nokturia dan lemah.Oedema ini mulai dari kaki dan tumit, bertahap keatas tungkai dan paha akhirnya kegenitalia eksterna dan tubuh bagian bawah.
Pemeriksaan penunjang dalam menegakkan diagnosa penyakit gagal jantung ini :
- Laboratorium. Tidak ada pemeriksaan khusus yang dapat menegakkan diagnosis gagal jantung ( T.Santoso, Gagal Jantung 1989 ).Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana gagal jantung telah mengganggu fungsi-fungsi organ lain seperti : hati,ginjal dan lain-lain.Pemeriksaan hitung darah dapat menunjukan anemia , karena anemia ini merupakan suatu penyebab gagal jantung output tinggi dan sebagai faktor eksaserbasi untuk bentuk disfungsi jantung lainnya.
- Radiologi/Rontgen. Pada pemeriksaan rontgen dada ini biasanya yang didapatkan Bayangan hili paru yang tebal dan melebar, kepadatan makin ke pinggir berkurang, lapangan paru bercak-bercak karena edema paru, pembesaran jantung, cardio-thoragic ratio (CTR) meningkat, distensi vena paru.
- Pemeriksaan EKG. Dari hasil rekaman EKG ini dapat ditemukan kelainan primer jantung ( iskemik, hipertrofi ventrikel, gangguan irama ) dan tanda-tanda faktor pencetus akut ( infark miocard, emboli paru ).
- Ekhokardiografi. Pemeriksaan ini untuk mendeteksi gangguan fungsional serta anatomis yang menjadi penyebab gagal jantung.